TAPIOKA


gambar1. Tepung Tapioka
1.      Pengertian Tapioka

Tapioka adalah tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong. Tepung tapioka juga mempunyai beberapa sebutan lain, seperti tepung singkong atau tepung kanji. Dalam bahasa Sunda dikenal sebagai aci.

2.      Perbedaan Tapioka Dengan Tepung Sagu

Tapioka atau tepung kanji sekilas mirip dengan tepung sagu karena memang keduanya bahan substitutif. Tapioka memiliki sifat-sifat yang mirip dengan tepung sagu. Keduanya mampu merekatkan bahan-bahan sehingga banyak digunakan sebagai perekat pada makanan dan dijadikan lem. Tapioka memiliki bentuk serbuk putih. Tapioka berbeda bila dirasakan dengan jari tangan sebab memiliki tekstur yang kesat, ringan, dan mudah melekat. Tapioka mudah ditemui di pasaran. Tapioka dijual dalam plastik atau sesuai takaran. Tapioka banyak digunakan dimasakan Asia seperti bakso.

3.      Etimologi Tapioka

Tapioka berasal dari bahasa Portugis, tapioca; yang selanjutnya berasal dari perkataan tipi’oka dalam bahasa Tupi yang dipakai oleh penduduk asli di bagian timur laut Brasil, tatkala penjelajah bangsa Portugis mendarat di sana sekitar 1707. Perkataan Tupi itu merujuk kepada proses untuk mengolah singkong agar dapat dimakan. 

4.      Fungsi Tapioka

Tapioka dalam makanan biasanya digunakan sebagai pengenyal dan perekat alami. Biasanya tapioka dicampur dalam adonan bakso agar lebih kenyal dan tidak pecah ketika direbus. Selain bakso, makanan yang menggunakan tapioka sebagai perekat dan pengenyal adalah pempek, otak-otak, dan lainnya. Tapioka juga dijadikan bahan utama pembuat makanan khas Sunda seperti cimol, cilok, atau batagor.

5.      Kandungan Gizi Tapioka

Kandungan utama tapioka adalah karbohidrat, dengan kadar protein, lemak jenuh, dan sodium. Kandungan vitamin dan mineral di dalamnya tidaklah signifikan. Tapioka cukup berkhasiat untuk kesehatan. Tapioka mengandung vitamin K dan zat besi sehingga cukup baik untuk memperkuat tulang. Tapioka juga bisa digunakan dalam program diet. Selain itu, tapioka dikenal sebagai penyuplai energi. Manfaat lainnya adalah menyehatkan pencernaan, melancarkan sirkulasi udara, dan menambah massa otot.

6.      Faktor-faktor yang  memengaruhi kualitas tepung tapioka

Tepung tapioka sebagai produk awetan singkong merupakan komoditas ekspor andalan sejak perang dunia 2. Namun, kemudian semakin merosot karena kualitas yang tidak memenuhi persyaratan yang berlaku. Beberapa hal yang merupakan dasar penentuan kualitas tepung tapioka adalah tingkat (derajat) keputihan, tingkat kehalusan (mesh), kadar air tersisa, dan kandungan unsur-unsur berbahaya.
a)      Tingkat (Derajat) keputihan
Tingkat keputihan tepung tapioka dipengaruhi oleh penentuan/pemilihan bahan baku, proses pembuatan, kualitas air yang digunakan selama proses pembuatan, tingkat kebersihan proses produksi, volume pencucuian tepung basah (sebaiknya 4-6 kali), pengemasan dan penyimpanan (sebaiknya di tempat yang kedap udara dan air), terbebas dari bau tak sedap, dan penggunaan bahan pemutih, yaitu garam dan konsentrasi 2%.
b)      Tingkat kehalusan (Mesh)
Tepung tapioka yang dibuat secara manual biasanya agak kasar karena menggunakan ayakan dengan ukuran yang kurang sesuai (80 Mesh). Tingkat kehalusan tepung ditentukan oleh ukuran ayakan dengan satuan ukuran mesh. Apabila pengayakan dilakukan dengan mesin yang dilengkapi ayakan berukuran 100 mesh, hasil yang diperoleh lebih lembut. Untuk industri kecil dapat digunakan ayakan dari kain sifon.
c)      Kadar air tersisa
Kadar air yang tersisa umumnya berkisar antara 12-15%. Pengeringan dengan sinar matahari menghasilkan tepung tapioka dengan tingkat kekeringan rendah daripada pengerinan dengan mesin (oven). Setelah pengeringan, kadar air tepung tapioka dapat berubah karena menyerap air dari udara, tercemar air ataupun embun. Kadar air diatas 15% menyebabkan tepung tapioka menjadi lembab sehingga cepat rusak (menjadi asam, ditumbuhi jamur, menggumpal, dan lain-lain.
d)     Kandungan unsur-unsur berbahaya
Air yag digunakan selama proses pembuatan harus memenuhi syarat standar yang ditetapkan untuk memperkecil kemungkinan mengandung unsur-unsur berbahaya. Tepung tapioka yang mengandung unsur-unsur berbahaya ditandai dengan adanya bintik-bintik berwarna pada tepung tapioka.

7.      Pengaruh air terhadap kualitas tepung
Air yang digunakan selama proses pembuatan tepung tapioka harus memenuhi syarat kualitas air minum yang ditetapkan oleh WHO. Air yang tidak memenuhi syarat akan memengaruhi kualitas tepung tapioka yaitu menyebabkan tepung tampak berbintik bintik dan tidak putih bersih.

8.      Tanda-tanda kerusakan produk
Agar setiap perubahan yang terjadi pada tepung dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin perlu diketahui tanda-tanda kerusakan padatepung tapioka yaitu terjadinya gumpalan, perubahan warna, dan timbulnya bau apek. Tepung tapioka dapat menggumpal apabila tercemar bahan cair, air, atau embun, yang dapat menimbulkan bau dan ditumbuhi jamur. Demikian pula halnya apabila tepung tapioka dibiarkan terbuka, seluruh permukaanakan lembab dan lama kelamaan akan menggumpal.
Perubahan warna pada tepung tapioaka diawali dengan adanya bintik-bintik /noda/bercak yang semakin meluas. Bintik-bintik tersebut disebabkan oleh adanya jamur atau mikroba lainnya yang tumbuh di tepung tapioka. Apabila kerusakan tersebut tidak segera diatasi, tepung tapioka akan berbau apek dan asam. Kerusakan tepung tapioa yang disebabkan oleh air, uap air, embun dan udara yang lembab, apabila belum parah dapat diatasi dengan pengeringan ulang atau pencucian kembali tepung yang dilanjutkan dengan pengeringan. Namun, apabila sudah terlanjur rusak tidak ada satu cara pun untuk memperbaikinya.

9.      Faktor-faktor yang memengaruhi daya simpan

Daya simpan produk tepung tapioka dipengaruhi oleh kadar air produk dan pengemasan. Kadar air tepung tapioka yang diharapkan adalah 8% karena dalam kondisi ini tepung tapioka lebih tahan lama dalam penyimpanan sangat berkaitan dengan pengemasan. Pada umumnya, tepung tapioka hanya dikemas dalam karung goni berlubang-lubang kecil yang dapat ditembus dengan mudah oleh mikroba, air debu, kotoran, serta mudah terpengaruh oleh kelembaban udara sekitarnya. Bahan pengemas yang digunakan sebaiknya kedap air dan kedap udara seperti kantung plastik dan tertutup rapat.

10.  Proses Pembuatan Tapioka

Umbi singkong dikupas kulitnya, dicuci, dan diparut terlebih dahulu. Hasil parutan kemudian diperas, sehingga butir-butir patinya keluar. Setelah disaring untuk memisahkan sisa-sisa ampas, air pati singkong tersebut kemudian didiamkan sehingga patinya mengendap. Airnya kemudian dibuang dan endapan patinya dijemur hingga kering menjadi tepung.

video1. proses pembuatan tapioka




Komentar